Karya monokromatik yang memukau ini menghadirkan sebuah lanskap surealis yang kaya akan simbolisme, mengajak penampil merenungkan tema-tema eksistensial tentang kehilangan, transisi, dan harapan. Di tengah hamparan padang rumput yang digambar dengan detail tekstur yang kuat, terbaring sesosok tubuh tunggal dalam pose terentang, seolah-olah dalam keadaan pasrah atau beristirahat. Dari area kepala sosok ini, memancar cahaya kuning keemasan yang kontras, menyerupai nyala api atau aura spiritual, memberikan sentuhan warna yang dramatis dan menjadi titik fokus utama dalam palet hitam-putih. Langit di atasnya adalah kanvas badai yang gelap dan bergolak, namun dari celah-celah awan, menembus berkas-berkas cahaya ilahi yang kuat, menerangi adegan. Dalam pancaran cahaya ini, siluet-siluet figur manusia tampak melayang atau "terangkat" ke atas, menambah nuansa misteri dan keajaiban. Kontras antara kegelapan bumi dan cahaya yang menerobos dari langit menciptakan ketegangan visual yang mendalam, menekankan pemisahan antara dunia fisik dan alam spiritual.