HIGHLIGHT GALLERY
PLAYLIST BAND LIST & GENRES
POP UP GALLERY PHOTOGRAPHY VIDEOGRAPHY
SPOTLIGHT ROCKA ROOKIE
TERMS AND CONDITIONS PRIVACY POLICY HOW TO FAQ CONTACT US PASSPORT
PASSPORT LOGIN
HIGHLIGHT GALLERY
BAND LIST & GENRES PLAYLIST
POP UP GALLERY PHOTOGRAPHY VIDEOGRAPHY
SPOTLIGHT ROCKA ROOKIE
TERMS AND CONDITIONS PRIVACY POLICY HOW TO FAQ CONTACT US
Loading ...

POP UP GALLERY

Feeling Line 02

/ ART / POP UP GALLERY / Feeling Line 02
Jimmie Nurman
Feeling Line 02
by Jimmie Nurman
Feeling Line 02
Kehampaan, kesunyian, dan ruang abu dalam hidup sehari-hari itu sering muncul di sela-sela keputusan—baik yang remeh maupun yang besar. Di level kecil, kehampaan terasa ketika lo bengong di tengah rutinitas, ngerasa semua berjalan otomatis tanpa arah. Kesunyian hadir saat lo mesti milih sendiri, misalnya nolak nongkrong biar fokus gambar, atau diem menghadapi pertanyaan yang lo sendiri belum tau jawabannya. Ruang abu muncul ketika keputusan nggak ada jawaban benar-salah yang jelas lo cuma bisa ambil pilihan dengan risiko masing-masing. Naik ke keputusan besar, kehampaan bisa muncul setelah lo ambil langkah berani tapi hasilnya nggak langsung keliatan. Rasanya kayak “kosong” walau sebenarnya lo lagi ada di proses tumbuh. Kesunyian jadi nyata saat lo harus menanggung konsekuensi sendirian,misalnya ninggalin pekerjaan stabil, atau ngelawan arus demi passion. Sedangkan ruang abu, itu wilayah paling bikin was-was: jalan bercabang yang nggak ada tanda jelas, tapi lo harus tetap melangkah meskipun masa depan kabur. Intinya, kehampaan, kesunyian, dan ruang abu adalah bayangan yang selalu ngikutin keberanian. Mereka muncul bukan buat ngehentikan lo, tapi buat nguji seberapa jauh lo siap berdamai dengan ketidakpastian. Dari keputusan kecil sampai keputusan hidup-mati, tiga hal ini jadi “ruang transisi” yang menentukan arah perjalanan tiap individu.
Published: Aug 28, 2025
Share to:
Facebook Twitter Linkedin
Jimmie Nurman
JIMSKABOOM
by Jimmie Nurman
Kehampaan, kesunyian, dan ruang abu dalam hidup sehari-hari itu sering muncul di sela-sela keputusan—baik yang remeh maupun yang besar. Di level kecil, kehampaan terasa ketika lo bengong di tengah rutinitas, ngerasa semua berjalan otomatis tanpa arah. Kesunyian hadir saat lo mesti milih sendiri, misalnya nolak nongkrong biar fokus gambar, atau diem menghadapi pertanyaan yang lo sendiri belum tau jawabannya. Ruang abu muncul ketika keputusan nggak ada jawaban benar-salah yang jelas lo cuma bisa ambil pilihan dengan risiko masing-masing. Naik ke keputusan besar, kehampaan bisa muncul setelah lo ambil langkah berani tapi hasilnya nggak langsung keliatan. Rasanya kayak “kosong” walau sebenarnya lo lagi ada di proses tumbuh. Kesunyian jadi nyata saat lo harus menanggung konsekuensi sendirian,misalnya ninggalin pekerjaan stabil, atau ngelawan arus demi passion. Sedangkan ruang abu, itu wilayah paling bikin was-was: jalan bercabang yang nggak ada tanda jelas, tapi lo harus tetap melangkah meskipun masa depan kabur. Intinya, kehampaan, kesunyian, dan ruang abu adalah bayangan yang selalu ngikutin keberanian. Mereka muncul bukan buat ngehentikan lo, tapi buat nguji seberapa jauh lo siap berdamai dengan ketidakpastian. Dari keputusan kecil sampai keputusan hidup-mati, tiga hal ini jadi “ruang transisi” yang menentukan arah perjalanan tiap individu.

Comments (0)

You must be logged in to comment.
More by Jimmie Nurman
See All
Feeling Line 01 Eyes reflection
Terms and Conditions Privacy Policy How To Contact Us
COPYRIGHT 2025 All rights reserved
COPYRIGHT 2025 All rights reserved

Delete Post

Are you sure you want to delete this post?

KICK MUSIC ART DCDC +
Band Photo
Song Title
0:00 0:00
play
pause
KICK MUSIC ART DCDC +