link video : https://www.youtube.com/watch?v=jZhlyNrnXJc


Karya ini lahir dari tahun yang sunyi—tahun ketika dunia berhenti bergerak, dan manusia belajar menatap ke dalam dirinya sendiri.

Diciptakan pada tahun 2020, karya ini berangkat dari medium yang paling rapuh: kertas.

Namun melalui ruang virtual, kertas menemukan kembali kekuatannya—menampilkan dirinya, berdiri tegar, menolak dilupakan.

Seperti halnya perempuan perupa yang selalu mencari ruangnya sendiri di antara dinding patriarki dan kebisingan dunia seni,

kertas dalam karya ini pun menegaskan keberadaannya: lembut tapi teguh, diam tapi menggetarkan.

Ia adalah tubuh spiritual yang menggema dalam dunia digital, menjadi simbol dari daya hidup yang tak bisa dibungkam.

Ayana Eweuh – Eweuh Teh Aya adalah refleksi atas pandemi, atas ketiadaan yang justru melahirkan kesadaran baru.

Ketika virus yang tak terlihat menguasai bumi, tangan Tuhan bekerja dengan ajaib dalam senyap—

mengajarkan bahwa yang tak tampak seringkali justru yang paling nyata.

🌙 “Eweuh teh Aya.”

Ketiadaan pun adalah bentuk keberadaan, dan dari rapuhnya kertas, lahirlah kekuatan yang tak terukur.

#DeborahRamMozes #AyanaEweuh #2020Art #PaperBasedArt #VideoArt #SundaWiwitan #ContemporaryArt #ArtAndSpirituality #WomenInArt #Kristeva #Lacan #Baudrillard #JacobSoemardjo #SanentoYuliman #SetiawanSabana #YassrafAmirPiliang #ResilienceInArt #PhilosophyOfSilence #VirtualExhibition