Tahun 2012 menjadi saksi pengukuhan tekad (baca: nekad) tiga pemuda dari timur Jakarta untuk membuat sebuah kelompok musik dengan mengangkat segala kegerahan serta keresahan, perihal isu kehidupan sosial di pinggiran Jakarta sebagai tema pada lirik-lirik lagunya. Mempunyai hobi yang sama, yakni nongkrong sambil ngebir dengan diiringi musik-musik grunge yang nice, Negar (Drum) memutuskan untuk menamakan kelompok musik mereka Beer and Nice Grunge sebagai dedikasi atas rutinitas kala itu. Pada awal terbentuknya, hanya Komeng (Guitar & Vocal) dan Negar (Drum) yang menjadi duo grunge di BANG! Lantas mengajak Pepe (Bass) bergabung. Alih-alih agar patungan nyewa studio musik bisa lebih diminimalisir. Ragam manuver dilakukan, mulai dari mengulik lagu sendiri, mencari referensi musik-musik penuh distorsi, hingga menggali lirik yang sekiranya bisa dijadikan tombak amarah BANG! Alhasil, menggempur gigs-gigs di Jakarta menjadi bagian rutinitas baru BANG! kala itu. Sempat rehat di tahun 2015, dan aktif kembali pada awal pertengahan tahun 2018. BANG! segera menuntaskan tanggung jawab yang selama ini tertunda dengan menghasilkan sebuah manifestasi, yakni mini album bertajuk "Suara Alam" dan single bertajuk “Hey, Gendats!”. Di tahun 2022, BANG! kembali menyuplai karya dengan nuansa punk di EP “Hari Ini Punk Lusa Baru Metal” dengan 4 set yang diandalkan seluruhnya. Mengangkat isu termutakhir, dan dipercaya akan relevan dengan masyarakat yang tengah hidup dalam kegusaran dewasa ini. Saat ini BANG! tengah mengarungi samudra utopis nan retoris yang disebut dengan cita-cita. Menciptakan ka(r)ya dengan jerih payah yang seyogianya. Mengasah kembali amunisi tuk berdikari. Mungkin kita akan segera rilis album. Mungkin dengan merchandise-nya juga. Mungkin di bulan ini. Mungkin juga di bulan berikutnya, atau bulan berikutnya, atau bulan berikutnya lagi. Mungkin keadaan Indonesia akan lebih membaik. Mungkin dalam segi ekonomi, kesehatan, akademi, hukum-hukumnya, atau bahkan semua-muanya. Mungkin keadaan akan berubah, dan tiba-tiba menjadi kaya raya tanpa harus pongah. Mungkin bisa berbagi ke sesama dengan lebih dari yang biasanya. Mungkin juga akan segera menikah, dan punya keturunan-keturunan yang baik budi pekertinya. Mungkin kata-kata ini adalah pondasi masa depan dan tak hanya jadi fiktif belaka.