Sumber Foto : Diambil dari flickr (suckbant13)

Bandung Berisik memang sudah menjadi bagian penting bagi ekosistem musik cadas di Indonesia, terlebih gelaran ini menjadi sebuah tonggak sejarah berdirinya komunitas Metal, Ujung Berung Rebels

Pada 11 Juni 2011, Bandung digetarkan oleh spirit bersenang-senang yang tercipta dari gelaran Bandung Berisik V. Memang sudah tak perlu dipungkiri lagi, Bandung Berisik sejatinya adalah ‘pesta besar’ bagi mereka pecinta musik ranah arus pinggiran. Dan pada Sabtu itu, rangkaian bunyi distorsi, debu-debu dari area moshpit, dan spirit kebersamaan tercipta serempak di Lapangan Brigif Cimahi.

Dihadiri oleh ribuan penonton, segala akses dan sarana dipersiapkan sedemikian rupa guna memberikan kenyamanan. Mulai dari gate yang berukuran besar menyambut kedatangan rombongan Metalhead yang hadir, ruang menikmati konser yang dibagi menjadi dua—di dalam pagar untuk mereka yang ingin menikmati moshing, dan di luar area itu terdapat layar raksasa yang dapat disaksikan oleh para penonton dari jauh, dan juga akses toilet yang mudah. Selain itu, suguhan jajaran sound megah melengkapi kenikmatan menonton konser dalam gelaran Bandung Berisik V.

Mengusung benang merah “Rebel Meet Rebel”, acara ini menyuguhkan 23 band sebagai penampil cadas yang menularkan ‘kegilaan’ terhadap para penonton. Meskipun acara ini berisi puluhan penampilan band penuh distorsi, namun para penonton yang hadir tetap terbit, dan hanya melakukan moshing di area yang sudah disediakan. Para penonton juga diberi keleluasaan untuk memamerkan keseruan lewat jepretan ponsel, terlebih terdapat Wall Of Fame Bandung Berisik, di mana pada saat itu berfoto di Bandung Berisik adalah hal yang sangat ‘keren’.

Hadir dengan ragam penampil, tentunya para penonton yang hadir tidak akan bosan, karena jeda antar band dibuat sesegera mungkin. Selain itu, terdapat pula coaching clinic gitar dan drum di satu booth. Sesi ini diprakarsai oleh Abah Andris dan Agung (Burgerkill), serta sukses memberikan pengalaman baru menonton konser bagi para penonton. Tak hanya itu, terdapat juga booth Tradisional, yang berisi pengetahuan tentang Karinding, sebuah alat musik khas Jawa Barat. Dengan ragam aktivasi yang ada, sudah dapat disimpulkan bahwa Bandung Berisik V memang disiapkan dan dieksekusi dengan sangat baik, serta sukses memberikan kesan terbaik.

Kejutan demi kejutan terjadi dalam gelaran ini, dan yang patut disebutkan adalah adanya kolaborasi yang tercipta antara musik cadas dengan alat musik tradisional. Ini tetntunya menjadi pembuktian bahwa musik keras pun dapat menjadi jembatan bagi pelestarian budaya daerah.

Deretan nama-nama besar nan sangar yang mengisi ganasnya area panggung adalah Jasad, Burgerkill, Forgotten, Seringai, Disinfected, Bleeding Corpse, Outright, Komunal, Rosemary, Jeruji, Down For Life, Beside, Tcukimay, Critical Defacement, Turbidity, Infamy, Parau, Godbless Symptoms, Screaming Factor, Gugat, dan Cranial Incisored.

Keriuhan penuh sorak sorai terjadi di penghujung acara, tepat ketika Burgerkill menjajakan kakinya di atas panggung. Kerumunan semakin menggila, lagu-lagu andalan mulai mereka mainkan, bahkan Burgerkill membawakan beberapa lagu yang dimuat dalam album baru yang akan segera dirilis kala itu. Sebagai penutup, Burgerkill memberikan suguhan ganas lewat lagu “Atur Aku”. Mulai dari moshing, jingkrak-jingkrak, atau sekedar sing a long semua penonton lakukan dalam bersenang-senang. Selepas penampilan usai, penonton bubar dengan tertib, meninggalkan kenangan yang sulit untuk dilupakan.

Bandung Berisik memang sudah menjadi bagian penting bagi ekosistem musik cadas di Indonesia, terlebih gelaran ini menjadi sebuah tonggak sejarah berdirinya komunitas Metal, Ujung Berung Rebels. Selain itu, Bandung Berisik pun menjadi sebuah perhelatan yang dinobatkan sebagai Pergelaran Musik Bawah Tanah Terbesar di Asia, yang berhasil mengundang 25.000 penonton saat gelaran Bandung Berisik IV (Majalah Time Asia).

 

RF